TEMPO.CO, Depok - Pemerintah Kota Depok mendata penderita demam berdarah di wilayahnya. Hasilnya menunjukkan kalau jumlah pasien demam berdarah mendominasi setiap rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta.
Baca juga:
Penelitian, 3 Daerah Ini Paling Rawan Demam Berdarah di Jakarta
Wali Kota Depok Mohammad Idris menyampaikan bahwa pendataan dilakukan Dinas Kesehatan. Mereka perlu mendapatkan data untuk menetapkan kondisi sekarang sudah masuk kejadian luar biasa atau belum. Terlebih didapat informasi kalau situasi serupa terjadi pula di Bogor dan Bekasi
"Hal yang bisa dilakukan setelah pendataan adalah upaya penangan yang akan diambil," kata Idris di Kantor Kelurahan Curug, Cimangis, Senin 21 Januari 2019. Dia menambahkan, “Minggu ini sudah ada langkah langkah konkret."
Ia menjelaskan kebijakan yang diambil berpatokan dari tingkat hunian rumah sakit. Bisa jadi hunian yang tinggi karena jumlah pasien penyakit lain juga banyak dan karenanya pasien demam berdarah tidak kebagian kamar.
Untuk situasi seperti itu, Idris mengatakan, “Sebatas siap siaga (untuk demam berdarah) tapi bukan darurat."
Simak juga :
Wabah Demam Berdarah Melanda, Warga Minta Perhatian Kabupaten Bogor
Terpisah, Dinas Kesehatan DKI bekerja sama dengan BMKG dan ITB meneliti korelasi prediksi kelembapan udara dengan berkembangnya demam berdarah. Hasilnya didapat bahwa tiga wilayah yakni Jakarta Selatan, Barat dan Timur, masuk dalam tingkat waspada selama tiga bulan ke depan.